Sabtu, 27 Juni 2015

NUMERALIA DALAM BAHASA ARAB DAN BAHASA INDONESIA

NUMERALIA DALAM
BAHASA ARAB DAN BAHASA INDONESIA
(Analisis Kontrastif dalam Pembelajaran Bahasa Arab)
Oleh: Hamza Pansuri[1]
PENDAHULUAN
Mengkaji perbedaan dan persamaan sistem urutan kata dua bahasa atau lebih merupakan bagian dari kajian linguistik kontrastif dengan tujuan menjelaskan persamaan dan perbedaan dua bahasa. Dengan pengertian dalam analisis ini terbuka luas memperbandingkan beragam tipe urutan kata benda, kata kerja, kata sifat, numeralia (bilangan).
Numeralia atau kata bilangan merupakan kata yang dipakai untuk menghitung konsep maujud (orang, binatang, atau barang) dan konsep. Numeralia itu ada dua bagian utama, yaitu: (1) Numeralia Pokok (cardinal number) yang memberi jawaban atas pertanyaan berapa? Dan Numeralia Tingkat (ordinal number) yang memberi jawaban atas pertanyaan ke berapa?[2]
Makalah ini memperbandingkan Numeralia Pokok Bahasa Arab (selanjutnya disingkat NPBA) dengan Numeralia Pokok Bahasa Indonesia (selanjutnya disingkat NPBI). Perbandingannya meliputi angka satuan, puluhan, ratusan, ribuan, puluhan ribu, ratusan ribu dan jutaan
Melalui perbandingan kata dan urutan kata antara NPBA dengan NPBI, dijelaskan persamaan dan perbedaannya. Persamaannya meliputi persamaan dalam angka satuan, puluhan, ratusan, ribuan, puluhan ribu, ratusan ribu dan jutaan. Perbedaannya juga melihat dari angka satuan, puluhan, ratusan, ribuan, puluhan ribu, ratusan ribu dan jutaan tersebut. 
Hasil perbandingan NPBA dan NPBI ini diharapkan berguna baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang subsistem kebahasaan berupa kontrastif antara NPBA dan NPBI sehingga dapat diketahui persamaan dan perbedaannya. Secara praktis, hasil kajian ini diharapkan bermanfaat bagi pembelajar Bahasa Arab terutama mahasiswa jurusan Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia, serta jurusan dalam melihat kontrastif  NPBA dan NPBI.
PEMBAHASAN
1.   Pengertian
Dalam penelitian ini ada beberapa istilah yang diuraikan yaitu: transliterasi BA, Numeria Pokok, Kata atau Leksem, dan Morfem.
a.        Transliterasi Bahasa Arab
Untuk mempermudah perbandingan antara NPBA dengan NPBI, Bahasa Arab ditulis dengan huruf latin dengan menggunakan transliterasi konsonan Arab[3] di bawah ini:
NO
Arab
Latin

No
Arab
Latin
1.
ا

15.
2.
b

16.
3.
t

17.
4.
ts

18.
5.
j

19.
Gh
6.
ħ

20.
ف
F
7.
kh

21.
Q
8.
d

22.
K
9.
dh

23.
L
10.
r

24.
M
11.
z

25.
ن
N
12.
s

26.
H
13.
sh

27.
w
14.

28.
Y
1. Transliterasi Konsonan Arab ke Latin

Sementara untuk Vokal bahasa Arab mempunyai tiga vocal pendek dan tiga vocal panjang. Untuk vokal pendek yaitu harkat fatħah dilambangkan dengan huruf /a/, harkat ammah dilambangkan dengan huruf /u/, harkat kashrah dilambangkan dengan huruf /i/ sebagaimana yang terdapat dalam table berikut ini.

No
Arab
Transliterasi
1.
ــَ
A
2.
ــُ
U
3.
ــِ
I
2. Transliterasi Vokal Pendek Arab ke Latin

Vokal panjang bahasa Arab mempunyai tiga macam. Untuk vokal panjang yaitu harkat fatħah bergabung alif dilambangkan dengan huruf /a:/, harkat ammah bergabung waw dilambangkan dengan huruf /u/, harkat kashrah bergabung ya dilambangkan dengan huruf /i:/ sebagaimana yang terdapat dalam table berikut ini.


No
Arab
Transliterasi
1.
ــَا
a:
2.
ــُوْ
u:
3.
ــِيْ
i:
3. Transliterasi Vokal Panjang Arab ke Latin

b.        Numeralia Pokok
Numeralia atau kata bilangan merupakan kata yang dipakai untuk menghitung konsep maujud (orang, binatang, atau barang). Numeralia itu ada dua bagian utama, yaitu: (1) Numeralia Pokok (cardinal number) yang memberi jawaban atas pertanyaan berapa? Dan Numeralia Tingkat (ordinal number) yang memberi jawaban atas pertanyaan ke berapa?[4]
Dalam makalah ini akan dikaji NPBA danNPBI. Hal ini berkaitan dengan jumlah yang dapat dikontraskan antara NPBA dengan NPBI dalam bilangan satuan, puluhan, ratusan, ribuan, puluhan ribu, ratusan ribu dan jutaan.
c.        Kata dan Morfem
Kata merupakan morfem atau kombinasi morfem yang dianggap sebagai satuan terkecil.[5] Morfem ada yang bebas dan terikat. Morfem bebas adalah morfem yang dapat berdiri sendiri. Dan morfem terikat selalu terikat pada satuan lain.[6] Dalam bahasa Arab‘ishru:n adalah kata yang terdiri dari morfem bebas‘ishru dan morfem terikat u:n, kadang dibaca  i:n tergantung dari gramitikanya.
Dalam makalah ini menggunakan kata sebagaimana yang diuraikan dalam contoh di atas. Begitu juga analisisnya menggunakan konsep kata sehingga mempermudah perbandingan NPBA dan NPBI.
d.        Data
Dalam makalah ini mencakup tiga hal, yaitu pengumpulan data, analisis data, dan penyajian hasil analisis data. Tahapan penyediaan data dilakukan dengan menggunakan  teknik catat. Data diperoleh dari NPBA dan NPBI yang terdapat di website yang membahas NPBA, dan buku Tata Bahasa Indonesia.  Data penelitian yang disajikan melalui pembahasan bilangan satuan, puluhan, ratusan, ribuan, puluhan ribu, ratusan ribu dan jutaan NPBA dan NPBI.
Hasil klasifikasi data dianalisis sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian dengan menggunakan analisis kontrastif. Dalam hal ini memperbandingkan NPBA dan NPBI.
2.   Perbandingan Kontrastif NPBA dan NPBI
a.        Bilangan Satuan
Bilangan satuan yaitu hitungan 0 sampai dengan 9 antara NPBA dan NPBI dapat disetarakan dalam bagan berikut:
Numerlia Pokok
NPBA
NPBI
0
Sifr
Nol
1
wa:hid
Satu
2
ithna:n
Dua
3
thala:that
Tiga
4
arbaat
Empat
5
Khamsat
Lima
6
Sittat
Enam
7
sab‘at
Tujuh
8
thama:niyat
Delapan
9
tis‘at
Sembilan
Pada tabel di atas bilangan NPBA dan NPBI memiliki hitungan yang sama: untuk angka 0 menggunakan kata Sifr dalam NPBA dan Nol dalam NPBI. Dalam konsep kata angka satuan di atas, hitungan 0 s.d 9 menggunakan satu kata.   

b.        Bilangan Belasan
Bilangan belasan yaitu hitungan 10 sampai dengan 19 antara NPBA dan NPBI dapat disetarakan dalam bagan berikut:

Numerlia Pokok
PNBA
PNBI
10
‘ashrata
Sepuluh
11
’ahada ‘ashara
Sebelas
12
’ithna: ‘ashara
Dua belas
13
thala:thata ‘ashara
Tiga belas
14
’arba‘ata ‘ashara
Empat belas
15
khamsata ‘ashara
Lima belas
16
sittata ‘ashara
Enam belas
17
sab‘ata ‘ashara
Tujuh belas
18
thama:niyata ‘ashara
Delapan belas
19
tis‘ata ‘ashara
Sembilan belas

Pada bilangan puluhan di atas baik NPBA dan NPBI memiliki dua pola perhitungan. Untuk bilangan angka 10 baik NPBA menggunakan satu kata ‘ashrata  sedangkan NPBI menggunakan dua kata yaitu se dan puluh. Sementara untuk bilangan angka 11 s.d 19 baik NPBA maupun NPBI menggunakan dua kata pada contoh table di atas kata ’ithna: dan ‘ashara, dan NPBI menggunakan  Dua belas.
Dari segi urutan kata antara bilangan 11 sampai dengan 19 baik NPBA maupun NPBI menggunakan pola satuan + belasan hal ini terlihat dalam salah satu bilangan 17 yaitu: NPBA sab‘ata + ‘ashara  sementara NPBI Tujuh + belas
c.        Bilangan Puluhan
Bilangan puluhan yaitu 20 sampai dengan 99 antara NPBA dan NPBI dapat disetarakan dalam bagan berikut:



Numerlia Pokok
NPBA
NPBI
20
‘ishru:n
Dua puluh
21
wa:hid wa ‘ishru:n
Dua puluh satu
22
ithna:n wa ‘ishru:n
Dua puluh dua
23
, thala:that wa ‘ishru:n
Dua puluh tiga
24
arbaat wa ‘ishru:n
Dua puluh empat
25
khamsat wa ‘ishru:n
Dua puluh lima
26
sittat wa ‘ishru:n,
Dua puluh enam
27
sab‘at wa ‘ishru:n
Dua puluh tujuh
28
, thama:niyat  wa ‘ishru:n
Dua puluh delapan
29
, tis‘at wa ‘ishru:n
Dua puluh sembilan
30
thala:thu:n
Tiga puluh
31
wa:hid wa thala:thu:n
Tiga puluh satu
32
ithna:n wa thala:thu:n
Tiga puluh dua
33
thala:that wa thala:thu:n
Tiga puluh tiga
34
arbaat wa thala:thu:n
Tiga puluh empat
35
khamsat wa thala:thu:n
Tiga puluh lima
36
sittat wa thala:thu:n
Tiga puluh enam
37
sab‘at wa thala:thu:n
Tiga puluh tujuh
38
thama:niyat wa thala:thu:n
Tiga puluh delapan
39
tis‘at wa thala:thu:n
Tiga puluh sembilan
40
arbau:n
Empat puluh
41
wa:hid wa arbau:n
Empat puluh satu
42
ithna:n wa arbau:n
Empat puluh dua
43
thala:that wa arbau:n
Empat puluh tiga
44
arbaat wa arbau:n
Empat puluh empat
45
khamsat wa arbau:n
Empat puluh lima
46
sittat wa arbau:n
Empat puluh enam
47
sab‘at  wa arbau:n
Empat puluh tujuh
48
thama:niyat  wa arbau:n
Empat puluh delapan
49
tis‘at wa arbau:n
Empat puluh Sembilan
50
khamsu:n
Lima puluh
51
wa:hid  wa khamsu:n
Lima puluh satu
52
ithna:n wa khamsu:n
Lima puluh dua
53
thala:that wa khamsu:n
Lima puluh tiga
54
arbaat wa khamsu:n
Lima puluh empat
55
khamsat  wa khamsu:n
Lima puluh lima
56
sittat wa khamsu:n
Lima puluh enam
57
sab‘at wa khamsu:n
Lima puluh tujuh
58
thama:niyat wa khamsu:n
Lima puluh delapan
59
tis‘at wa khamsu:n
Lima puluh Sembilan
60
sittu:n
Enam puluh
61
wa:hid wa sittu:n
Enam puluh satu
62
ithna:n wa sittu:n
Enam puluh dua
63
thala:that wa sittu:n
Enam puluh tiga
64
arbaat wa sittu:n
Enam puluh empat
65
khamsat  wa sittu:n
Enam puluh lima
66
sittat wa sittu:n
Enam puluh enam
67
sab‘at wa sittu:n
Enam puluh tujuh
68
thama:niyat wa sittu:n
Enam puluh delapan
69
tis‘at wa sittu:n
Enam puluh Sembilan
70
sab‘u:n
Tujuh puluh
71
wa:hid wa sab‘u:n
Tujuh puluh satu
72
ithna:n wa sab‘u:n
Tujuh puluh dua
73
thala:that wa sab‘u:n
Tujuh puluh tiga
74
arbaat wa sab‘u:n
Tujuh puluh empat
75
khamsat wa sab‘u:n
Tujuh puluh lima
76
sittat wa sab‘u:n
Tujuh puluh enam
77
sab‘at wa sab‘u:n
Tujuh puluh tujuh
78
thama:niyat wa sab‘u:n
Tujuh puluh delpan
79
tis‘at wa sab‘u:n
Tujuh puluh Sembilan
80
thama:nu:n
Delapan puluh
81
wa:hid wa thama:nu:n
Delapan puluh satu
82
ithna:n wa thama:nu:n
Delapan puluh dua
83
thala:that wa thama:nu:n
Delapan puluh tiga
84
arbaat wa thama:nu:n
Delapan puluh empat
85
khamsat wa thama:nu:n
Delapan puluh lima
86
sittat wa thama:nu:n
Delapan puluh enam
87
sab‘at wa thama:nu:n
Delapan puluh tujuh
88
thama:niyat wa thama:nu:n
Delapan puluh delapan
89
tis‘at wa thama:nu:n
Delapan puluh Sembilan
90
tis‘u:n
Sembilan puluh
91
wa:hid wa tis‘u:n
Sembilan puluh satu
92
ithna:n wa tis‘u:n
Sembilan puluh dua
93
thala:that wa tis‘u:n
Sembilan puluh tiga
94
arbaat wa tis‘u:n
Sembilan puluh empat
95
khamsat wa tis‘u:n
Sembilan puluh lima
96
sittat wa tis‘u:n
Sembilan puluh enam
97
sab‘at wa tis‘u:n
Sembilan puluh tujuh
98
thama:niyat wa tis‘u:n
Sembilan puluh delapan
99
tis‘at wa tis‘u:n
Sembilan puluh sembilan

Pada bilangan angka 20 s.d 99 terdapat beberapa perbedaan antara bilnagan angka 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80 dan 90. Untuk bilangan angkat tersebut, NPBA menggunakan dua kata, angka 20 ‘ishr dan u:n, angka 30 thala:th dan u:n , angka 40’arba dan ‘u:n, angka 50 khams dan u:n, angka 60 sitt dan u:n, angka 70 sab‘ dan u:n, angka 80 thama:n dan u:n, angka 90 tis‘ dan u:n. kata yang pertama untuk Satuan yaitu morfem ‘ishr dan kata yang kedua untuk Puluhan yaitu morfem u:n. Untuk angka 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80 dan 90 dalam NPBI menggunakan kata dua dan puluh, tiga dan puluh, empat dan puluh, lima dan puluh, enam dan puluh, tujuh dan puluh, delapan dan puluh, dan Sembilan dan puluh. Kata yang pertama untuk Satuan dan kata yang kedua untuk Puluhan.
Untuk bilangan angka 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, NPBA mempunyai rumusan sebagai berikut. Untuk angka 21 NPBA menggunakan kata satuan wa:hid,  kata penghubung wa, kata puluhan ‘ishru:n. Dalam pembentukan bilangan tersebut menggunakan pola satuan + kata hubung + puluh. Untuk bilangan angka 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, NPBI mempunyai rumusan sebagai berikut. Untuk angka 21 NPBI menggunakan kata satuan dua,  kata puluhan puluh, kata satuan satu. Dalam pembentukan bilangan tersebut menggunakan pola satuan + puluhan + puluh.   
d.        Bilangan Ratusan
Bilangan ratusan yaitu 100, 200, 300, 400, 500, 600, 700, 800 dan 900 antara NPBA dan NPBI dapat disetarakan dalam bagan berikut:
Numerlia Pokok
NPBA
NPBI
100
miat
Seratus
200
miata:n
Dua ratus
300
thala:thu miat
Tiga ratus
400
arba‘u miat
Empat ratus
500
khamsu miat
Lima ratus
600
sittu miat
Enam ratus
700
sab‘u miat
Tujuh ratus
800
thama:nu miat
Delapan ratus
900
tis‘u miat
Sembilan ratus

Pada bilangan angka 100 di atas NPBA menggunakan satu kata miat sedangkan NPBI menggunakan dua kata yaitu se dan ratus. Sementara untuk bilangan angka 200, 300, 400, 500, 600, 700, 800, 900 baik NPBA maupun NPBI menggunakan dua kata. Untuk bilangan angka 200 NPBA menggunakan duakata yaitu, kata miat dan morfem a:n. Sementara NPBI menggunakan dua kata yaitu kata Dua dan kata ratus. Untuk bilangan angka 300 s.d 900 baik NPBA maupun NPBI mempunyai dua kata yang hamper sama, yaitu satuan + ratusan.  Bilangan angka 300 NPBA terdiri dari kata thala:thu dan kata miat. Sementara NPBI juga menggunakan dua kata yaitu kata satuan Tiga dan kata ratusan ratus.
Untuk bilangan angka 150 NPBA menggunakan tiga kata yang terdiri dari angka 100 dan 50. NPBA menggunakan pola kata ratusan miat, kata penghubung wa, kata puluhan khamsu:n. Sementara NPBI menggunakan pola kata ratusan seratus, kata satuan lima, kata puluhan puluh.
Untuk bilangan angka 151 NPBA menggunakan kata ratusan miat, kata penghubung wa, kata satuan wa:hid, kata penghubung wa, kata puluhan khamsu:n. Sementara NPBI menggunakan pola ratusan seratus, kata satuan lima, kata puluhan puluh,  satuan satu.
e.        Bilangan Ribuan
Bilangan ribuan yaitu 1000, 2000, 3000, 4000, 5000, 6000, 7000, 8000 dan 9000 antara NPBA dan NPBI dapat disetarakan dalam bagan berikut:
Numerlia Pokok
NPBA
NPBI
1000
alf
Seribu
2000
alfa:n
Dua ribu
3000
thala:thu ala:f
Tiga ribu
4000
arba‘u ’ala:,
Empat ribu
5000
khamsu ala:f
Lima ribu
6000
sittu ala:f
Enam ribu
7000
sab‘u ’ala:f
Tujuh ribu
8000
thama:nu ’ala:f 
Delapan ribu
9000
tis‘u ’ala:f
Sembilan ribu

Pada bilangan angka 1000 di atas NPBA menggunakan satu kata alf sedangkan NPBI menggunakan dua kata yaitu se dan ribu. Sementara untuk bilangan angka 2000, 3000, 4000, 5000, 6000, 7000, 8000, 9000 baik NPBA maupun NPBI menggunakan dua kata. Untuk bilangan angka 2000 NPBA menggunakan duakata yaitu, kata alf dan morfem a:n. Sementara NPBI menggunakan dua kata yaitu kata Dua dan kata ribu. Untuk bilangan angka 3000 s.d 9000 baik NPBA maupun NPBI mempunyai dua kata yang hamper sama, yaitu satuan + ribuan.  Bilangan angka 3000 NPBA terdiri dari kata thala:thu dan kata ala:f. Sementara NPBI juga menggunakan dua kata yaitu kata satuan Tiga dan kata ribuan ribu.
Untuk bilangan angka 1.150 NPBA menggunakan kata ribuan alf, kata penghubung wa, kata  ratusan miat, kata penghubung wa, kata puluhan khamsu:n. Sementara NPBI menggunakan pola bilangan angka di atas dengan menggunakan kata ribuan  seribu, kata ratusan seratus, kata satuan lima, kata puluhan puluh.
 Untuk bilangan angka 1001 NPBA menggunakan kata ribuan alf, kata penghubung wa, kata satuan wa:hid. Sementara NPBI menggunakan pola bilangan angka di atas dengan menggunakan kata ribuan  seribu, dan kata satuan satu.
f.         Bilangan Puluhan ribu
Bilangan puluhan ribu yaitu 10.000 , 20.000, 30.000, 40.000, 50.000, 60.000, 70.000, 80.000 dan 90.000 antara NPBA dan NPBI dapat disetarakan dalam bagan berikut:
Numerlia Pokok
PNBA
PNBI
10000
‘ashara ’alf
Sepuluh ribu
20000
‘ishru:na ’alf
Dua puluh ribu
30000
thala:thu:na alf
Tiga puluh ribu
40000
arbau:na alf
Empat puluh ribu
50000
khamsu:na alf
Lima puluh ribu
60000
sittu:na alf
Enam puluh ribu
70000
sab‘u:na ’alf
Tujuh puluh ribu
80000
thama:nu:na ’alf
Delapan puluh ribu
90000
tis‘u:na ’alf
Sembilan puluh ribu

Pada bilangan angka 10.000 di atas NPBA menggunakan dua kata yaitu kata puluhan ‘ashara dan kata ribuanalf. Sedangkan NPBI menggunakan dua kata yaitu kata puluhan sepuluh dan kata ribuan seribu. Sementara untuk bilangan angka 20.000, 30.000, 40.000, 50.000, 60.000, 70.000, 80.000, 90.000 baik NPBA maupun NPBI juga menggunakan dua kata. Untuk bilangan angka 20.000 NPBA menggunakan dua kata yaitu, kata puluhan ‘ishru:na dan kata ribuan alf. Sementara NPBI menggunakan tiga kata yaitu kata dua, kata puluhan puluh dan kata ribuan  ribu. Untuk bilangan angka 30000 s.d 90000 baik NPBA maupun NPBI mempunyai dua kata yang sama, yaitu satuan + ribuan.  Bilangan angka 30000 NPBA terdiri dari kata kata puluhan thala:thu:na dan kata ribuan alf. Sementara NPBI menggunakan tiga kata yaitu  kata satuan Tiga, kata puluhan puluh  dan kata ribuan ribu.
Untuk bilangan angka 10.001 NPBA menggunakan kata puluhan‘ashara, kata ribuan alf, kata penghubung wa, kata satuan wa:hid. Sementara NPBI menggunakan pola bilangan angka di atas dengan menggunakan kata puluhan sepuluh, kata ribuan  seribu, dan kata satuan satu.
Untuk bilangan angka 10.051 NPBA menggunakan kata puluhan ‘ashara, kata ribuan alf, kata penghubung wa, kata satuan wa:hid, kata penghubung wa, kata puluhan khamsu:n. Sementara NPBI menggunakan pola bilangan angka di atas dengan menggunakan kata puluhan sepuluh, ribuan  ribu, kata satuan lima, kata puluhan puluh, kata satuan satu.
Untuk bilangan angka 10.151 NPBA menggunakan kata puluhan ‘ashara, kata ribuan alf, kata penghubung wa, kata ratusan miat, kata penghubung wa, kata satuan wa:hid, kata penghubung wa, kata puluhan khamsu:n. Sementara NPBI menggunakan pola bilangan angka di atas dengan menggunakan kata puluhan sepuluh, ribuan  ribu, kata ratusan seratus, kata satuan lima, kata puluhan puluh, kata satuan satu.
g.        Bilangan Ratusan ribu
Bilangan ratusan ribu yaitu 100.000, 200.000, 300.000, 400.000, 500.000, 600.000, 700.000, 800.000 dan 900.000 antara NPBA dan NPBI dapat disetarakan dalam bagan berikut:
Numerlia Pokok
PNBA
PNBI
100000
miat ’alf
Seratus ribu
200000
miata: ’alf
Dua ratus ribu
300000
thala:thu miat ’alf
Tiga ratus ribu
400000
arba‘u miat ’alf
Empat ratus ribu
500000
khamsu miat ’alf
Lima ratus ribu
600000
sittu miat ’alf
Enam ratus ribu
700000
sab‘u miat ’alf
Tujuh ratus ribu
800000
thama:nu miat ’alf
Delapan ratus ribu
900000
tis‘u miat ’alf
Sembilan ratus ribu

Pada bilangan angka 100.000 di atas NPBA menggunakan dua kata yaitu kata ratusan miat dan kata ribuanalf. Sedangkan NPBI menggunakan dua kata yaitu kata ratusan seratus dan kata ribuan ribu. Sementara untuk bilangan angka 200.000, 300.000, 400.000, 500.000, 600.000, 700.000, 800.000, 900.000 baik NPBA maupun NPBI juga menggunakan dua kata. Untuk bilangan angka 200.000 NPBA menggunakan dua kata yaitu, kata ratusan miata: dan kata ribuan alf. Sementara NPBI menggunakan tiga kata yaitu kata dua, kata ratusan ratus dan kata ribuan  ribu. Untuk bilangan angka 300.000 s.d 900.000 baik NPBA maupun NPBI mempunyai dua kata yang sama, yaitu ratusan + ribuan. Bilangan angka 300000 NPBA terdiri dari kata satuan thala:thu, kata ratusan miat dan kata ribuan alf. Sementara NPBI juga menggunakan tiga kata yaitu  kata satuan Tiga, kata ratusan ratus  dan kata ribuan ribu. aitu: satuan + ratusan + ribuan.
Untuk bilangan angka 100.001 NPBA menggunakan kata ratusan miat dan kata ribuanalf, kata penghubung wa, kata satuan wa:hid. Sementara NPBI menggunakan pola bilangan angka di atas dengan menggunakan kata ratusan seratus, kata ribuan  ribu, dan kata satuan satu.
Untuk bilangan angka 100.151 NPBA menggunakan menggunakan kata ratusan miat, kata ribuanalf, kata penghubung wa, kata ratusan miat, kata penghubung wa, kata satuan wa:hid, kata penghubung wa, kata puluhan khamsu:n. Sementara NPBI menggunakan pola bilangan angka di atas dengan menggunakan kata ratusan seratus, kata ribuan  ribu, kata ratusan seratus, kata satuan lima, kata puluhan puluh, kata satuan satu.
Untuk bilangan angka 101.000 NPBA menggunakan menggunakan kata ratusan miat, kata ribuanalf, kata penghubung wa, kata ratusan alf. Sementara NPBI menggunakan pola bilangan angka di atas dengan menggunakan kata ratusan seratus, kata satuan satu, kata ribuan ribu
.
h.        Bilangan Jutaan
Bilangan belasan yaitu 1000.000 – 9000.000 antara NPBA dan NPBI dapat disetarakan dalam bagan berikut:
Numerlia Pokok
NPBA
NPBI
1000000
miliyu:n
Sejuta
2000000
miliya:n
Dua juta
3000000
thala:thu mala:yi:n
Tiga juta
4000000
arba‘u mala:yi:n
Empat juta
5000000
khamsu  mala:yi:n
Lima lima
6000000
sittu mala:yi:n
Enam enam
7000000
sab‘u mala:yi:n
Tujuh tujuh
8000000
thama:nu  mala:yi:n
Delapan juta
9000000
tis‘u mala:yi:n
Sembilan juta

Pada bilangan angka 1000000 di atas NPBA menggunakan satu kata yaitu kata miliyu:n. Sedangkan NPBI menggunakan dua kata yaitu kata satuan satu dan kata jutaan juta. Sementara untuk bilangan angka 2000000, 3000000, 4000000, 5000000, 6000000, 7000000, 8000000, 9000000 baik NPBA maupun NPBI juga menggunakan dua kata. Untuk bilangan angka 2000000 NPBA menggunakan dua kata yaitu, kata  miliy dan morfem a:n.. Sementara NPBI juga menggunakan dua kata yaitu kata satuan dua, dan kata jutaan juta. Untuk bilangan angka 3000000 s.d 9000000 baik NPBA maupun NPBI mempunyai dua kata yang sama, yaitu satuan + jutaan. Bilangan angka 3000000 NPBA terdiri dari kata satuan thala:thu, kata jutaan mala:yi:n. Sementara NPBI juga menggunakan dua kata yaitu  kata satuan Tiga, dan kata jutaan ribu.
Untuk bilangan angka 1000.001 NPBA menggunakan kata jutaan miliyu:n, kata penghubung wa, kata satuan wa:hid. Sementara NPBI menggunakan pola bilangan angka di atas dengan menggunakan kata juta sejuta dan kata satuan satu.
Untuk bilangan angka 1001.000 NPBA menggunakan menggunakan kata jutaan miliyu:n, kata penghubung wa, kata ribuanalf. Sementara NPBI menggunakan pola bilangan angka di atas dengan menggunakan kata jutaan sejuta, kata satuan satu, kata ribuan ribu.
Untuk bilangan angka 1001.051 NPBA menggunakan menggunakan kata jutaan miliyu:n, kata penghubung wa, kata ribuanalf,  kata penghubung wa, kata satuan wa:hid, kata penghubung wa, kata puluhan khamsu:n. Sementara NPBI menggunakan pola bilangan angka di atas dengan menggunakan kata jutaan sejuta, kata satuan satu, kata ribuan ribu, kata satuan lima, kata puluhan puluh, kata satuan satu.






KESIMPULAN
Pengucapan dari angka yang sama menggunakan cara yang sangat berbeda baik dalam urutan kata-kata yang digunakan. Penggunaan angka satuan, belasan, puluhan, ribuan, puluhan ribu, ratusan ribu dan jutaan.
Perbedaan antara NPBA dan NPBA terdapat dalam pengucapan angka di atas dua puluh. Perbedaan tersebut menyebabkan struktur penyebutan satuan baru menggunakan puluhan.
Bagi pembelajar bahasa Arab, penting untuk memperbandingkan penggunaan satuan, puluhan, dan urutan angkanya sehingga mempermudah dalam penguasaan konsep menghitung menggunakan bahasa Arab.

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia: Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Arsyad, Azhar.2001. Dasar-dasar Penguasaan Bahasa Arab. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Crystal, David. 1991. A Dictionary of Linguistics and Phonetics. Cambridge: Basil Blackwell.
Kridalkasana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik: Edisi Ketiga. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Ramlan, M. 2001. Morfologi: Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: CV. Karyono




[1] Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Nurulfalah, Airmolek
[2] Hasan Alwi, Dkk. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia:Edisi Ketiga. (Jakarta: Balai Bahasa, 2003) h. 275
[3] Di unduh tanggal 24 Januari 2010 di http://en.wikipedia.org/wiki/Arabic_phonology
[4] Hasan Alwi, Dkk. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia:Edisi Ketiga. (Jakarta: Balai Bahasa, 2003) h. 275
[5] Harimurti Kridalaksana. Kamus Linguistik: Edisi Ketiga. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama). h. 98
[6] M. Ramlan. Morfologi: Suatu Tinjauan Deskriptif. (Yogyakarta: CV Karyono) h. 28-29