KAMUS BAHASA ARAB: CARA PENGGUNAANNYA
Oleh:
Hamza Pansuri[1]
PENGANTAR
Kamus
merupakan salah satu sarana untuk mengetahui bahasa sasaran. Dalam kamus
terdapat beragam informasi penting tentang sejarah asal kata, penggunaannya
dalam kehidpuan sehari-hari, serta kandungan budaya atau konteks penggunaan
kata itu. Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa yang banyak dipergunakan
dalam studi keislaman, khususnya studi keagamaan Islam di Perguruan Tinggi
Islam di Indonesia. Baik untuk keperluan membaca teks berbahasa Arab maupun
menulis dalam bahasa Arab.
Oleh
karena itu para pembelajar keagamaan Islam yang ada di Perguruan Tinggi Islam dituntut
mampu membaca kamus bahasa Arab untuk mengetahui penggunaan bahasa Arab dalam
konteks pemakaiannya. Kamus yang memuat kosakata bahasa Arab yang kekinian
sehingga bermanfaat untuk pembelajaran teks maupun penerjemahan teks Bahasa
Arab ke Bahasa Indonesia.
Kamus
yang akan dikaji terdiri dari kamus monolingual dan kamus bilinguial.
Kamus monolingual yaitu kamus yang memuat daftar kata dengan keterangan
tentang makna dan penggunaannya dalam bahasa yang sama.[2]
Misalnya Kamus Bahasa Arab yang abjadnya berdasarkan abjad huruf arab dan
penjelasan kata-katanya juga menggunakan Bahasa Arab. Sedangkan kamus bilingual
yaitu kamus yang memuat daftar kata dengan keterangan makna dan penggunaannya
dalam bahasa lain.[3]
Misalnya dalam Kamus Bahasa Arab – Indonesia, yaitu menjelaskan kosakata bahasa
Arab dengan bahasa bahasa Indonesia. Bahasa Arab sebagai bahasa sumber dan
penjelasannya melalui bahasa Indonesia bahasa sasaran.
PEMBAHASAN
Pengertian
Kamus
Kamus
yang termasuk kategori lengkap informasi dan aspek kemanfaatannya bagi
penggunanya yaitu dapat diperoleh antara lain melalui:[4]
1.
Kata kunci atau lema
merupakan bentuk dasar yang dimasukkan sebagai kata atau dalam istilah lainnya stem.
Kata yang lainnya tidak dijadikan lema jika kata tersebut mudah diperkirakan.
Dalam bahasa Indonesia misalnya kata Verba baca dibawahnya ada sub-lema membaca,
membaca; membacai; membacakan; terbaca; bacaan; pembaca; pembacaan.[5]
2.
Cara pengucapannya
akhir-akhir ini menggunakan panduan hasil kajian linguis dalam International
Phonetic Alphabet (IPA) yaitu transkripsi fonem.
3.
Kelas kata terdiri dari
salahsatu kelas kata yaitu (Verba, Nomina, Adjektiva, Adverb, Pronoun
Preposisi, konjungsi, determiner/artikel). Kelas kata ini dapat pecah lagi menjadi
subklas, misalnya count atau mass noun, verba transitif
atau intransitif.
4.
Etimologi (sejarah asal
lema atau sumbernya) juga dimasukkan, bukan hanya bentuk yang dikenal sekarang
ini saja, tetapi juga hubungannya dengan bahasa serumpun. Hal ini berkaitan
erat dengan asal sejarah kata tersebut baik dari segi induk bahasa dalam hal
ini bahasa semit, maupun pinjaman dari bahasa luar semit.
5.
Definisi memasukkan
salah satu atau dua-duanya yaitu: deskripsi dan sinonim. Deskripsinya harus
memasukkan kata-kata yang jarang digunakan dari lema. Sinonimnya satu atau
beberapa yang maknanya serupa, harus membedakan makna khusus masing-masing
lema.
6.
Penggunaannya ini
biasanya merujuk ke definisi atau maknanya yang menunjukkan konteks penggunaan
kata.
Dalam
makalah ini penulis menggunakan data kamus monolinguial yaitu: kamus
al-Mu’jamu al-Wajiiz (1994), al-Mu’jamu al-Wasiith (2004), dan kamus
bilingual yaitu: Kamus Kontemporer Arab-Indonesia (TT). Berdasarkan data di
atas penulis menganalisis baik kamus monolingual maupun kamus bilingual dari
segi ciri-ciri yang enam seperti yang terdapat di atas.
Kamus
Monolingual
Kamus
monolingual merujuk pada kamus tersebut menggunakan bahasa sumber
sebagai penjelasan. Dalam hal ini Kamus Bahasa Arab dan penjelasan lemanya juga
dalam bahasa Arab. Berikut contoh penggunaan kata da.ra.sa.
*(دَرَسَ) ـُـ دَرْسًا ، دُروسا
: عَفَا وذَهَبَ أَثَرُهُ . و ــ : تقادمَ عَهْدُه . و ــ الثوبُ ونحوُهُ : أَخْلَقَ وبَلَى . و
ــ الثوبَ : أَخْلَقَهُ وأَبْلاَه . و
ــ الكتابَ و نحوَه دَرْساً ،
ودِرَاسَةً : قَرَأَهُ وأَقبل عليه ليحفَظَهُ ويفهَمَه . و ــ الحِنْطَةََ : داسها .
(دَارَسَ)
الكتَابَ ونحوَه مُدارسةً ، دِراساً : دَرَسه . و ــ فلاناً : قارَأَهُ ،
ذاكَرَه .
(دَرَّسَ)
الكتَابَ ونحوَه : قام بتدريسه .
(تَدَارَسَ)
الكتَابَ ونحوَه : دَرَسَهُ وتَعَهَّدَهُ بالقراءة والحِفظ لئلاَّ ينساه . و
ــ الطلبةُ الكتابَ : دَرَسَهُ كلٌّ
منهم على الآخر .
(الدَّرْسُ)
: المِقْدَارُ من العلم يُدْرَسُ فى وقت مّا . (ج) دُروسٌ .
(الدَّرِيْسُ) يَابِسُ البرسيم .
(الدَّرِيْسَةُ)
ــ عُمَّالُ الدَّرِيْسَةِ : القائمون بإصلاح الطرق الحديدية .
(المُدَرِّسُ)
المُعَلِّم .
(المَدْرَسَةُ)
: مَكاَنُ الدَّرْس والتعليم . و ــ : جماعةٌ من الفلاسفة أو المفكرين أو
الباحثين تَعْتَنق مذهباً معيّناً ، أو تقول برأىِ مشترك . (ج) مَدَارس .[6]
(المعجم الوجيز : 225)
|
Dan
kamus pembandingnya :
*(دَرَسَ) ـُـ دَرْسًا ، دُروسا : عَفَا وذَهَبَ أَثَرُهُ
. و ــ : تقادمَ عَهْدُه . و ــ الثوبُ
ونحوُهُ : أَخْلَقَ وبَلَى . و ــ البعيرُ : جَرِب . و ــ المرأَةُ : حَاضَتْ .
فهِى دارِسٌ . (ج) دُرَّسٌ ، ودَوَارسُ . و ــ الشئَ درساً : غيَّره أو محا
أَثَره . و ــ الثوبَ : أَخْلَقَه . و ــ الدَّابَّةَ : راضها وذلَّّلها . و ــ
الفِرَاشَ : وطَّأَهُ مهَّدَه . و ــ الكتابَ و نحوَه دَرْساً ، ودِرَاسَةً :
قَرَأَهُ وأَقبل عليه ليحفَظَهُ ويفهَمَه . ويقال : دَرَسَ العلْمَ والفنَّ
. و ــ
الحنْطَةََ : داسها . و ــ الطعام : أكله شَديدًا .
(أَدْرَسَ)
الكتابَ ونحوَه : درسه . و ــ فلانا الكتابَ ونحوَه : جَعَلَه يَدْرُسُه .
(دَارَسَ)
الكتَابَ ونحوَه مُدارسةً ، دِراساً : دَرَسه . و ــ فلاناً : قارَأَهُ وذاكَرَه
. و ــ الذنوبَ : قَارَفَها .
(دَرَّسَ)
الكتَابَ ونحوَه : دَرَسَه ، و ــ البعيرَ : راضه . ويقال : بعيرٌ لم يُدَرَّس :
لم يُرْكَب . و ــ الكتابَ فلانا : أَدْرَسَه إِيَّاهُ .
(انْدَرَسَ)
: مطاوع درس .
(تَدَارَسَ)
الكتَابَ ونحوَه : دَرَسَهُ وتَعَهَّدَهُ بالقراءة والحِفظ لئلاَّ ينساه . و ــ
الطلبةُ الكتابَ : دَرَسَهُ كلٌّ منهم على الآخر .
(ادَّارَسَ)
الكتابَ ونحوه : تدارسه .
(تَدَرَّسَ)
: مطاوع درَّسه . و ــ فلانٌ : لبِس أَدْرَاساً .
(الدَّرْسُ)
: الطرِيقُ الخَفىُّ . و ــ الخَلَقُ البالى من الشياب وغيرها . و ــ الجَرَبُ .
و ــ ذَنَب البعير . و ــ المِقْدَارُ
من العلم يُدْرَسُ فى وقت ما . (ج) دُروسٌ ، وأَدْراسٌ .
(الدِّرْس) الخَلَق البالى
من اشياب وغيرها . و ــ ذَنَبُ البعير . (ج) أدْراسٌ . ودِرْسَانٌ .
(الدَّرْسَةُ)
الرِّياضة والمدارسة .
(الدِّرْوَاسُ)
: الكبير الرأْس من الكلاب . و ــ الجملُ الذلول الغليظُ العنق . و ــ الشّجاع
. و ــ الأَسد .
(الدّرياس)
: الدِّرْواس .
(الدَّرِيْسُ)
: المدروس . والخَلَقُ البالى من الثياب وغيرها . و ــ القَتُّ . وهو يَابِسُ
البرسيم . (مو). و ــ ذَنّبُ البعير . (ج) أدْراسٌ . ودِرْسَانٌ .
(الدَّرِيْسَةُ)
: إصلاحُ الطُّرق الحديدية . عمال الدريْسَةِ : هم القائمون بهذا العمل (د)
(المِدْرَاسُ)
الموضعُ يدرسُ فيه كتاب الله ، ومنه مدراس اليهود . و ــ دراس كتب اليهود . وفى
حديث اليهودى الزانى : "فوضع مِدرَاسها كفَّه على آية الرجم" . (ج)
مدارِيس .
(المُدَرِّسُ)
: الكثير الدَّرس والتِّلاوَة فى الكتب . و ــ المعلِّم .
(المَدْرَسَةُ)
: مَكاَنُ الدَّرْس والتعليم . و ــ : جماعةٌ من الفلاسفة أو المفكرين أو
الباحثين ، تَعْتَنق مذهباً معيناً ، أو تقول برأىِ مشترك . (مج) . ويقال : هو
من مدرسة فلانٍ : على رأيه ومَذْهَبِه . (ج) مَدَارس .
|
Dari
lema da.ra.sa di atas, dapat diketahui bahwa penjelasan lema tersebut
menggunakan bahasa Arab secara keseluruhan. Dari lema di atas sebagai contoh
dalam menganalisa lema-lema yang lainnya yang terdapat dalam kamus monolingual
bahasa Arab.
Pertama,
dari segi urutannya, lema dalam kamus kamus pertama dan dan kamus yang
kedua di atas menggunakan urutan huruf hija’iyah. Yang dalam hal ini urutan
masing yaitu dimulai dari huruf ke alif
(hamzah) sampai kepada huruf ya. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.
|
Pada
lema ini dimulai dari huruf alif (hamzah) dan digabungkan dengan huruf
setelahnya yaitu mulai huruf ba’ hingga huruf ya’. Dibaca dari
kanan ke kiri.
|
ﺏ
|
أ
|
2.
|
Pada
lema ini dimulai dari huruf ba’ dan digabungkan dengan huruf
setelahnya yaitu mulai huruf alif
(hamzah) hingga huruf ya.
|
أ
|
ﺏ
|
3.
|
Pada
lema ini dimulai dari huruf ta’ dan digabungkan dengan huruf
setelahnya yaitu mulai huruf alif
(hamzah) hingga huruf ya’.
|
أ
|
ﺕ
|
4.
|
Pada
lema ini dimulai dari huruf tsa’ dan digabungkan dengan huruf
setelahnya yaitu mulai huruf alif
(hamzah) hingga huruf ya’.
|
أ
|
ﺙ
|
5.
|
Pada
lema ini dimulai dari huruf ja’ dan digabungkan dengan huruf
setelahnya yaitu mulai huruf alif
(hamzah) hingga huruf ya’.
|
أ
|
ﺝ
|
6.
|
Pada
lema ini dimulai dari huruf ha’ dan digabungkan dengan huruf
setelahnya yaitu mulai huruf alif
(hamzah) hingga huruf ya’.
|
أ
|
ﺡ
|
7.
|
Pada
lema ini dimulai dari huruf kha’ dan digabungkan dengan huruf
setelahnya yaitu mulai huruf alif
(hamzah) hingga huruf ya’.
|
أ
|
ﺥ
|
8.
|
Pada
lema ini dimulai dari huruf da’ dan digabungkan dengan huruf
setelahnya yaitu mulai huruf alif
(hamzah) hingga huruf ya’.
|
أ
|
ﺩ
|
9.
|
Pada
lema ini dimulai dari huruf za’ dan digabungkan dengan huruf
setelahnya yaitu mulai huruf alif
(hamzah) hingga huruf ya’.
|
أ
|
ﺫ
|
10.
|
Pada
lema ini dimulai dari huruf ra’ dan digabungkan dengan huruf
setelahnya yaitu mulai huruf alif
(hamzah) hingga huruf ya’.
|
أ
|
ﺭ
|
11.
|
Pada
lema ini dimulai dari huruf Za’ dan digabungkan dengan huruf
setelahnya yaitu mulai huruf alif
(hamzah) hingga huruf ya’.
|
أ
|
ﺯ
|
12.
|
Pada
lema ini dimulai dari huruf sa’ dan digabungkan dengan huruf
setelahnya yaitu mulai huruf alif
(hamzah) hingga huruf ya’.
|
أ
|
ﺱ
|
13.
|
Pada
lema ini dimulai dari huruf sya’ dan digabungkan dengan huruf
setelahnya yaitu mulai huruf alif
(hamzah) hingga huruf ya’.
|
أ
|
ﺵ
|
14.
|
Pada
lema ini dimulai dari huruf sha’ dan digabungkan dengan huruf
setelahnya yaitu mulai huruf alif
(hamzah) hingga huruf ya’.
|
أ
|
ﺹ
|
15.
|
Pada
lema ini dimulai dari huruf tha’ dan digabungkan dengan huruf
setelahnya yaitu mulai huruf alif
(hamzah) hingga huruf ya’.
|
أ
|
ﻁ
|
16.
|
Pada
lema ini dimulai dari huruf zha’ dan digabungkan dengan huruf
setelahnya yaitu mulai huruf alif
(hamzah) hingga huruf ya’.
|
أ
|
ﻅ
|
17.
|
Pada
lema ini dimulai dari huruf ‘ain dan digabungkan dengan huruf
setelahnya yaitu mulai huruf alif
(hamzah) hingga huruf ya’.
|
أ
|
ﻉ
|
18.
|
Pada
lema ini dimulai dari huruf ghain dan digabungkan dengan huruf
setelahnya yaitu mulai huruf alif
(hamzah) hingga huruf ya’.
|
أ
|
ﻍ
|
19.
|
Pada
lema ini dimulai dari huruf fa’ dan digabungkan dengan huruf
setelahnya yaitu mulai huruf alif
(hamzah) hingga huruf ya’.
|
أ
|
ف
|
20.
|
Pada
lema ini dimulai dari huruf qaf dan digabungkan dengan huruf
setelahnya yaitu mulai huruf alif
(hamzah) hingga huruf ya’.
|
أ
|
ﻕ
|
21.
|
Pada
lema ini dimulai dari huruf kaf dan digabungkan dengan huruf
setelahnya yaitu mulai huruf alif
(hamzah) hingga huruf ya’.
|
أ
|
ﻙ
|
22.
|
Pada
lema ini dimulai dari huruf lam dan digabungkan dengan huruf
setelahnya yaitu mulai huruf alif
(hamzah) hingga huruf ya’.
|
أ
|
ﻝ
|
23.
|
Pada
lema ini dimulai dari huruf mim dan digabungkan dengan huruf
setelahnya yaitu mulai huruf alif
(hamzah) hingga huruf ya’.
|
أ
|
ﻡ
|
24.
|
Pada
lema ini dimulai dari huruf nun dan digabungkan dengan huruf
setelahnya yaitu mulai huruf alif
(hamzah) hingga huruf ya’.
|
أ
|
ن
|
25.
|
Pada
lema ini dimulai dari huruf Ha’ dan digabungkan dengan huruf
setelahnya yaitu mulai huruf alif
(hamzah) hingga huruf ya’.
|
أ
|
هـ
|
26.
|
Pada
lema ini dimulai dari huruf waw dan digabungkan dengan huruf
setelahnya yaitu mulai huruf alif
(hamzah) hingga huruf ya’.
|
أ
|
ﻭ
|
27.
|
Pada
lema ini dimulai dari huruf ya’ dan digabungkan dengan huruf
setelahnya yaitu mulai huruf alif
(hamzah) hingga huruf ya’.
|
أ
|
ﻱ
|
Kedua,
lema yang menjadi dasar penyusunan Kamus Bahasa Arab Monolingual yaitu
dibagi dalam tiga kategori yaitu: Isim, Fi’il, dan Harf. Isim merupakan
setiap kata yang diketahui melalui rasa atau akal tanpa terkandung waktu dalam kata
tersebut. Fi’il merupakan kata
yang menunjukkan terjadinya sesuatu dan menggunakan waktu dalam terjadinya
tersebut. Harf Merupakan kata yang menunjukkan makna yang tak dapat
langsung dipahami, maknanya tidak jelas kecuali digabung dengan fi’il dan
isim.[8]
Isim
dalam
bahasa Arab ada dua macam. Pertama Isim yang menjadi lema dalam bahasa
Arab yaitu Isim Jamid, Isim Isyarah, Isim Mausul. Kedua Isim
yang menjadi sub-lema dari fi;il dinamakan Isim Mustaq yang juga merupakan
turunan dari fi’il. Isim Jamid merupakan kata benda dari asalnya,
bukan merupakan turunan dari fi’il. Seperti kata رجل.[9]
Fi’il
terbagi
dalam dua kategor yaitu fi’iI madi dan fi’iI mudari’. dari segi
asalnya Fi’il dibagi dalam tiga kategori yaitu fi’il Tsulasi Mujarrad
dan fi’il Ruba’I Mujarrad. Fi’il Tsulasi Mujarrad menjadi lema utama dari Fi’il Tsulatsi
Mazid. Fi’il Tsulasi Mazid dilihat dari segi bentuknya terbagi lagi menjadi
terbagi Fi’il Tsulasi Mazid Tambahan Satu Huruf dalam wazan
(lihat dalam table di bawah terdapat pada kolom 1, 2, dan 3), Fi’il Tsulasi Mazid Tambahan Dua
Huruf dalam wazan 4, 5, 6, 7, dan 8), Fi’il Tsulasi Mazid Tambahan
Tiga Huruf dalam wazan 9, 10, 11, dan 12). Ruba’I Mujarrad menjadi
lema dari Ruba’I Mazid.
Sub-lema
Isim
Mustaq
|
No
|
Sub-lema (Fi’il Mazid)
|
No
|
Lema
Utama
|
مصدر
|
13.
|
أَفْعَلَ
|
1.
|
فَعَلَ – يَفْعُلُ
|
اسم الفاعل
|
14.
|
فَاعَلَ
|
2.
|
فَعَلَ – يَفْعَلُ
|
اسم المفعول
|
15.
|
فَعَّلَ
|
3.
|
فَعُلَ – يَفْعُلُ
|
الصفة
|
16.
|
اِفْتَعَلَ
|
4.
|
فَعَلَ – يَفْعِلُ
|
المشبهة باسم الفاعل
|
17.
|
اِنْفَعَلَ
|
5.
|
فَعِلَ – يَفْعَلُ
|
اسم التفضيل
|
18.
|
تَفَاعَلَ
|
6
|
فَعِلَ – يَفْعِلُ
|
اسم المكان
|
19.
|
تَفَعَّلَ
|
7.
|
|
اسم الزمان
|
20.
|
اِفْعَلَّ
|
8.
|
|
اسم الآلة
|
21.
|
اِسْتَفْعَلَ
|
9.
|
|
اِفْعَوْعَلَ
|
10.
|
|||
اِفْعَالَّ
|
11.
|
|||
اِفْعَوَّلَ
|
12.
|
Dalam
kamus monolingual yang diawali dengan fi’il tsulatsi mujarrad diisi
oleh salah satu wazan dari kolom pertama (lema utama. setelah itu baru
diuraikan sub-lema fi’il tsulatsi mazid pada kolom kedua sesuai dengan
urutan. Setelah itu baru diisi dengan Isim mustaq pada kolom ketiga yang
sesuai dengan urutannya.
Dalam
contoh kata da.ra.sa di atas dapat disyarikan dalam table di bawah ini:
Sub-lema
Isim
Mustaq
|
No
|
Sub-lema (Fi’il Mazid)
|
No
|
Lema
Utama
|
الدَّرْسُ
|
13.
|
1.
|
دَرَسَ
– يَدْرُسُ
|
|
الدَّرِيْسُ
|
14.
|
دَارَسَ
|
2.
|
|
الدَّرِيْسَةُ
|
14.
|
دَرَّسَ
|
3.
|
|
المُدَرِّسُ
|
14.
|
4.
|
||
18.
|
تَدَارَسَ
|
6
|
Dari
lema da.ra.sa di atas dapat dikategorikan memiliki lema utamanya yaitu Tsulasi
Mujarrad wazan (فَعَلَ –
يَفْعَلُ), lalu yang
menjadi sub-lema yaitu fi’il sulasi bentuk 2, 3, dan 6. Berikutnya baru masuk
ke Isim mustaq yaitu : Masdar (13) dan Isim Fa’ilnya ada tiga (14). Inilah gambaran dari kamus yang
pertama. Di bawah ini akan dilihat kamus yang kedua dalam table berikut:
Sub-lema
Isim
Mustaq
|
No
|
Sub-lema (Fi’il Mazid)
|
No
|
Lema
Utama
|
الدَّرْسُ ، الدِّرْس
، الدَّرْسَة
|
13.
|
أَدْرَسَ
|
1.
|
دَرَسَ
– يَدْرُسُ
|
اسم الفاعل المُدَرِّسُ
|
14.
|
دَارَسَ
|
2.
|
|
اسم
المفعول المَدْرُوسُ
|
15.
|
دَرَّسَ
|
3.
|
|
الصفة الدِّرْوَاسُ
، الدّرياس
|
16.
|
ادَّارَسَ
|
4.
|
|
المشبهة
باسم الفاعل ، الدَّرِيْسُ ، الدَّرِيْسَةُ
|
17.
|
انْدَرَسَ
|
5.
|
|
اسم التفضيل
|
18.
|
تَدَارَسَ
|
6
|
|
اسم المكان المَدْرَسَةُ
|
19.
|
تَدَرَّسَ
|
7.
|
|
اسم الزمان
|
20.
|
8.
|
||
اسم
الآلة المِدْرَاسُ
|
21.
|
9.
|
Ketiga, Cara pengucapan hurufnya berdasarkan harkat fathah,
dhammah, kasrah, tasdid dan sukun. Fathahnya dapat berupa vocal pendek dan
vocal panjang, dhammahnya juga berupa vocal pendek dan vocal panjang, kasrahnya
juga berupa vocal pendek dan panjang. Secara intonasi belum ditemukan dalam
kamus tersebut. Misalnya penekan pada contoh diatas da.ra.sa belum
terlihat perbedaan penekanan pengucapannya.
Keempat, Kelas kata yang terdapat di atas yaitu
mendahulukan pada kelas kata fi’il Tshulasi Mujarrad atau fi’il
Ruba’i Mujarrad ditampilkan bentuk orang ketiga laki-laki tunggal (الغائب) yang menjadi lema utama, kemudian baru
ditampilkan fi’il Tshulasi Mazid atau fi’il Ruba’i Mazid menjadi
sub-lemanya. Dan pada kelas kata fi’il ini mendahulukan fi’il lazim
daripada fi’il muta’addi. Pada kelas kata isim disebutkan bentuk
tunggal muzakkar atau mu’annas (مفرد), baru
setelah itu diberi tanda (ج) sebagai
bentuk jamak dari mufrad sub-lema tersebut.
Kelima, Etimologi (sejarah asal lema atau sumbernya) dalam contoh
lema diatas belum terdapat asal-usul lema trsebut. Apakah kata lema tersebut
merupakan bentuk asli dari awalnya bahasa Arab atau pinjaman dari luar bahasa
Arab. Juga belum ada penjelasan hubungannya dengan bahasa serumpun, dalam hal
ini bahasa Arab sebagai bahasa yang termasuk salah satu rumpun Semit.
Keenam, Definisinya sudah mendeskripsikan baik Lema maupun
sub-lemanya. Sinonim antara satu kata dengan kata yang lainnya juga sudah
dijelaskan, tetapi belum menjelaskan perbedaan antara satu lema dengan lema
lainnya. Contohnya perbedaan antara al.mu.dar.ri.su dengan al.mu.’al.li.mu
(المدرس - المعلم) belum dijelaskan perbedaan arti khususnya dalam konteks
penggunaan masing-masing kata. Padahal walupun bersinonim, tentu memiliki makna
yang berbeda-beda.
Ketujuh, Penggunaannya dalam konteks pemakaiannya sudah
dijelaskan setelah lema. Pada lema da.ra.sa sudah dijelaskan
penggunaannya dalam konsteks pemakaian kata dan dijelaskan beberapa maknanya
dengan penghubung huruf waw (و).
Kamus
Bilingual
Kamus
bilingual yaitu memadankan penggunaannya melalui bahasa sumber dengan bahasa
sasaran. Dalam makalah ini penulis meninjau Kamus Al-Munawwir
(selanjutnya disingkat KM) dengan dengan Kamus Kontemporer (selanjutnya
disingkat dengan KK).
Pertama,
Dalam pengurutan Lemanya, baik KK maupun KM, urutan penggunaan lema sama-sama
menggunakan abjad bahasa Arab. Tatacara pengurutannya dapat dilihat dari urutan
abjad yang telah dijelaskan pada halaman sebelumnya.
Kedua,
lema yang menjadi dasar penyusunan dalam KM mengadopsi pola Kamus Monolingual.
Penjelasan terkait dijelaskan pada halaman sebelumnya. Dalam KK, lemanya
berdasarkan abjad. Pada contoh lema da.ra.sa maka dalam kamus KK
pencarian sebagai berikut:
1..
|
Lema
ini pencariannya dalam kamus KK yaitu mencari huruf pertamanya (د),
keduanya (ر) dan ketiganya (س).
|
دَرَسَ – يَدْْرُسُ
|
2.
|
Lema
ini pencariannya dalam kamus KK yaitu mencari huruf pertamanya (أ), keduanya (د), ketiganya
(ر)
dan keempatnya (س).
|
أَدْرَسَ
|
3.
|
Lema
ini pencariannya dalam kamus KK yaitu mencari huruf pertamanya (د), keduanya
(ر),
ketiganya (ا) dan keempatnya (س).
|
دَارَسَ
|
4.
|
Lema
ini pencariannya dalam kamus KK yaitu mencari huruf pertamanya (د),
keduanya (ر) dan ketiganya (س). Dan biasanya lema ini setelah lema
pada nomor 1.
|
دَرَّسَ
|
5.
|
Lema
ini pencariannya dalam kamus KK yaitu mencari huruf pertamanya (ا), keduanya (د), ketiganya
(ا), keempatnya (ر) dan kelimanya (س).
|
ادَّارَسَ
|
6.
|
Lema
ini pencariannya dalam kamus KK yaitu mencari huruf pertamanya (ا), keduanya (ن), ketiganya (د), keempatnya
(ر)
dan kelimanya (س).
|
انْدَرَسَ
|
7.
|
Lema
ini pencariannya dalam kamus KK yaitu mencari huruf pertamanya (ت), keduanya (د), ketiganya
(ر),
keempatnya (ا) dan kelimanya (س).
|
تَدَارَسَ
|
8.
|
Lema
ini pencariannya dalam kamus KK yaitu mencari huruf pertamanya (ت), keduanya (د), ketiganya
(ر),
dan keempatnya (س).
|
تَدَرَّسَ
|
9.
|
Lema
ini pencariannya dalam kamus KK yaitu mencari huruf pertamanya (د),
keduanya (ر) dan ketiganya (س). Biasanya ditempatkan setelah lema no
1.
|
الدَّرْسُ ، الدِّرْس
، الدَّرْسَة
|
10.
|
Lema
ini pencariannya dalam kamus KK yaitu mencari huruf pertamanya (م), keduanya (د), ketiganya
(ر),
dan keempatnya (س).
|
المُدَرِّسُ
|
11.
|
Lema
ini pencariannya dalam kamus KK yaitu mencari huruf pertamanya (م), keduanya (د), ketiganya
(ر),
dan keempatnya (و), dan kelimanya (س).
|
المَدْرُوسُ
|
12.
|
Lema
ini pencariannya dalam kamus KK yaitu mencari huruf pertamanya (د),
keduanya (ر) ketiganya (و), dan keempatnya (س).
|
الدِّرْوَاسُ ، الدّرياس
|
13.
|
Lema
ini pencariannya dalam kamus KK yaitu mencari huruf pertamanya (د),
keduanya (ر) ketiganya (ي), dan keempatnya (س).
|
، الدَّرِيْسُ ، الدَّرِيْسَةُ
|
14.
|
Lema
ini pencariannya dalam kamus KK yaitu mencari huruf pertamanya (م), keduanya (د), ketiganya
(ر),
keempatnya (س), dan kelimanya (ة).
|
المَدْرَسَةُ
|
15.
|
Lema
ini pencariannya dalam kamus KK yaitu mencari huruf pertamanya (م), keduanya (د), ketiganya
(ر),
dan keempatnya (ا), dan kelimanya (س).
|
المِدْرَاسُ
|
Ketiga,
penggunaan definisinya melalui padanan kata. Baik KM maupun KK memadankan
antara bahasa sumber (dalam hal ini bahasa Arab) dengan maknanya dalam bahasa
sasaran (dalam hal ini bahasa Indonesia).
Kesimpulan
Kamus
merupakan salah satu cara meningkatkan pengetahuan pembaca untuk mengenal lebih
dekat penggunaannya dalam suatu budaya (dalam hal ini budaya Arab). Pengetahuan
ini bermanfaat bagi penerjemah maupun para mahasiswa yang ingin mengetahui
lebih mendalam bahasa Arab.
Perbedaan antara kamus
monolingual dengan kamus bilingual adalah dalam hal penguraiannya. Kamus
monolingual lebih mendalam dari segi isi dan pemahamannya karena
penjelasannya melalui satu bahasa. Sedangkan kamus monolingual merupakan
kamus pemadanan bahasa. Oleh karena itu, sebagai pemula dalam belajar bahasa
Arab, penulis menyarankan menggunakan kamus bilingual.
Pembagian kelas kata dalam bahasa
Arab yang banyak dikupas dalam ilmu sharf dan ilmu nahwu dalam bahasa Arab.
Tetapi panduan penyusunan kamus yang khusus dikaji dalam bentuk lexicology
yaitu pengkajian bentuk perkamusan Arab belum penulis temukan. Bahkan untuk
penulisan makalah ini, penulis berpedoman pada kamus yang dikaji dan beberapa
buku yang berkaitan dengan ilmu nahwu dan sharf tersebut.
Untuk pembahasan lebih lanjut
menarik untuk dikaji adalah proses penulisan lema itu apakah mesti dari akar
kata atau cabang dari kata? Hal ini belum ada penelitianyang berkenaan hal
tersebut.
Daftar Pustaka
Al-Humadi,
Yusuf, Dkk. 1995. Al-qawa’idu Al-asasiyah fi An-nawi wa As-sharfi: Li
Talaamizi Al-marhalati As-Tsanaawiyati wa Ma fi Mustawaaha. Jumhuriyah
Mesir: Wizaratu At-tarbiyati wa At-ta’liim.
Ali, Atabik, dan
Muhdlor, Ahmad Zuhdi. 1996. Kamus Kontemporer Arab-Indonesia. Yogyakarta:
Yayasan Ali Maksum.
Fayad, Sulaiman.
1995. An-nahwu Al-‘ashriy: Daliilun Mubsithun Li Qawa’idi Al-Lughati
Al-arabiyati. Mesir: Markazu Al-ahraam Li Tarjamah wa An-nasyri.
Halliday, M.A.K,
Dkk. 2004. Lexicology and Corfus Linguistics: An Introduction. New York:
Continuum.
Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik: Edisi Ketiga..
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Madkur, Ibrahim,
Dkk. 1994. Al-Mu’jamu al-Wajiiz. Jumhuriyyah Misriyah Arabiyah:Wizaarat
Tarbiyah wa Ta’lim.
Najjar, Abdul
Aziz. 2004. Al-Mu’jamu al-Wasiith. Jumhuriyyah Misriyah
Arabiyah:Maktabat Syuruuq Dauliyyah.
Munawir, Ahmad
Warson. 1997. Al-Munawir: Kamus Arab – Indonesia. –Surabaya: Pustaka
Progressif.
Sugono, Dendy,
Dkk. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Separtemen
Pendidikan Nasional.
Judu: KABA: Kamus Akbar
Bahasa Arab (Indonesia-Arab)
Penyusun: Achmad Thoha Husein Almujahid & Achmad Atho'illah Fathoni Alkhalil Penerbit: Gema Insani Press, 2013
Tebal: lii + 1568 halaman
Ukuran: 23 x 30 cm (hardcover, bentuk 3 lajur)
Penyusun: Achmad Thoha Husein Almujahid & Achmad Atho'illah Fathoni Alkhalil Penerbit: Gema Insani Press, 2013
Tebal: lii + 1568 halaman
Ukuran: 23 x 30 cm (hardcover, bentuk 3 lajur)
[1] Dosen Bahasa
Arab Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Nurulfalah Airmolek
[2]
Harimurti Kridalaksana. Kamus Linguistik: Edisi Ketiga. (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2001) h. 95
[3]
Ibid., h. 95
[4]
Halliday, M.A.K, Dkk. Lexicology and Corfus Linguistics: An Introduction.
(New York: Continuum, 2004)
h. 5 – 7
[5] Dendy Sugono,
Dkk. Kamus Bahasa Indonesia. (Jakarta: Pusat Bahasa Separtemen
Pendidikan Nasional, 2008) h. 113-114
[6]
Madkur,
Ibrahim, Dkk. Al-Mu’jamu al-Mujiiz. (Jumhuriyyah Misriyah Arabiyah:Wizaarat
Tarbiyah wa Ta’lim, 1994) h. 225.
[7]
Najjar,
Abdul Aziz. 2004. Al-Mu’jamu al-Wasiith. (Jumhuriyyah Misriyah Arabiyah:Maktabat
Syuruuq Dauliyyah,2004) h. 279-280
[8] Yusuf
Al-Humadi, Dkk. Al-qawa’idu
Al-asasiyah fi An-nawi wa As-sharfi: Li Talaamizi Al-marhalati As-Tsanaawiyati
wa Ma fi Mustawaaha. (Jumhuriyah Mesir: Wizaratu At-tarbiyati wa
At-ta’liim, 1995) h. 2 dan
[9] Sulaiman Fayad,
An-nahwu Al-‘ashriy: Daliilun Mubsithun Li Qawa’idi Al-Lughati Al-arabiyati.
(Mesir: Markazu Al-ahraam Li Tarjamah wa An-nasyri,1995) h. 4 - 27