Jumat, 03 Juli 2015

KAMUS BAHASA ARAB: CARA PENGGUNAANNYA

KAMUS BAHASA ARAB: CARA PENGGUNAANNYA
Oleh: Hamza Pansuri[1]

PENGANTAR
Kamus merupakan salah satu sarana untuk mengetahui bahasa sasaran. Dalam kamus terdapat beragam informasi penting tentang sejarah asal kata, penggunaannya dalam kehidpuan sehari-hari, serta kandungan budaya atau konteks penggunaan kata itu. Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa yang banyak dipergunakan dalam studi keislaman, khususnya studi keagamaan Islam di Perguruan Tinggi Islam di Indonesia. Baik untuk keperluan membaca teks berbahasa Arab maupun menulis dalam bahasa Arab.
Oleh karena itu para pembelajar keagamaan Islam yang ada di Perguruan Tinggi Islam dituntut mampu membaca kamus bahasa Arab untuk mengetahui penggunaan bahasa Arab dalam konteks pemakaiannya. Kamus yang memuat kosakata bahasa Arab yang kekinian sehingga bermanfaat untuk pembelajaran teks maupun penerjemahan teks Bahasa Arab ke Bahasa Indonesia.
Kamus yang akan dikaji terdiri dari kamus monolingual dan kamus bilinguial. Kamus monolingual yaitu kamus yang memuat daftar kata dengan keterangan tentang makna dan penggunaannya dalam bahasa yang sama.[2] Misalnya Kamus Bahasa Arab yang abjadnya berdasarkan abjad huruf arab dan penjelasan kata-katanya juga menggunakan Bahasa Arab. Sedangkan kamus bilingual yaitu kamus yang memuat daftar kata dengan keterangan makna dan penggunaannya dalam bahasa lain.[3] Misalnya dalam Kamus Bahasa Arab – Indonesia, yaitu menjelaskan kosakata bahasa Arab dengan bahasa bahasa Indonesia. Bahasa Arab sebagai bahasa sumber dan penjelasannya melalui bahasa Indonesia bahasa sasaran.
PEMBAHASAN
Pengertian Kamus
Kamus yang termasuk kategori lengkap informasi dan aspek kemanfaatannya bagi penggunanya yaitu dapat diperoleh antara lain melalui:[4]
1.         Kata kunci atau lema merupakan bentuk dasar yang dimasukkan sebagai kata atau dalam istilah lainnya stem. Kata yang lainnya tidak dijadikan lema jika kata tersebut mudah diperkirakan. Dalam bahasa Indonesia misalnya kata Verba baca dibawahnya ada sub-lema membaca, membaca; membacai; membacakan; terbaca; bacaan; pembaca; pembacaan.[5]
2.         Cara pengucapannya akhir-akhir ini menggunakan panduan hasil kajian linguis dalam International Phonetic Alphabet (IPA) yaitu transkripsi fonem.
3.         Kelas kata terdiri dari salahsatu kelas kata yaitu (Verba, Nomina, Adjektiva, Adverb, Pronoun Preposisi, konjungsi, determiner/artikel). Kelas kata ini dapat pecah lagi menjadi subklas, misalnya count atau mass noun, verba transitif atau intransitif.  
4.         Etimologi (sejarah asal lema atau sumbernya) juga dimasukkan, bukan hanya bentuk yang dikenal sekarang ini saja, tetapi juga hubungannya dengan bahasa serumpun. Hal ini berkaitan erat dengan asal sejarah kata tersebut baik dari segi induk bahasa dalam hal ini bahasa semit, maupun pinjaman dari bahasa luar semit.
5.         Definisi memasukkan salah satu atau dua-duanya yaitu: deskripsi dan sinonim. Deskripsinya harus memasukkan kata-kata yang jarang digunakan dari lema. Sinonimnya satu atau beberapa yang maknanya serupa, harus membedakan makna khusus masing-masing lema.
6.         Penggunaannya ini biasanya merujuk ke definisi atau maknanya yang menunjukkan konteks penggunaan kata.
Dalam makalah ini penulis menggunakan data kamus monolinguial yaitu: kamus al-Mu’jamu al-Wajiiz (1994), al-Mu’jamu al-Wasiith (2004), dan kamus bilingual yaitu: Kamus Kontemporer Arab-Indonesia (TT). Berdasarkan data di atas penulis menganalisis baik kamus monolingual maupun kamus bilingual dari segi ciri-ciri yang enam seperti yang terdapat di atas.

Kamus Monolingual
Kamus monolingual merujuk pada kamus tersebut menggunakan bahasa sumber sebagai penjelasan. Dalam hal ini Kamus Bahasa Arab dan penjelasan lemanya juga dalam bahasa Arab. Berikut contoh penggunaan kata da.ra.sa.

*(دَرَسَ) ـُـ دَرْسًا ، دُروسا : عَفَا وذَهَبَ أَثَرُهُ . و ــ : تقادمَ عَهْدُه . و ــ   الثوبُ ونحوُهُ : أَخْلَقَ وبَلَى . و ــ  الثوبَ : أَخْلَقَهُ وأَبْلاَه . و ــ  الكتابَ و نحوَه دَرْساً ، ودِرَاسَةً : قَرَأَهُ وأَقبل عليه ليحفَظَهُ ويفهَمَه . و ــ  الحِنْطَةََ : داسها .
(دَارَسَ) الكتَابَ ونحوَه مُدارسةً ، دِراساً : دَرَسه . و ــ فلاناً : قارَأَهُ ، ذاكَرَه .
(دَرَّسَ) الكتَابَ ونحوَه : قام بتدريسه .
(تَدَارَسَ) الكتَابَ ونحوَه : دَرَسَهُ وتَعَهَّدَهُ بالقراءة والحِفظ لئلاَّ ينساه . و ــ  الطلبةُ الكتابَ : دَرَسَهُ كلٌّ منهم على الآخر .
(الدَّرْسُ) : المِقْدَارُ من العلم يُدْرَسُ فى وقت مّا . (ج) دُروسٌ .
 (الدَّرِيْسُ) يَابِسُ البرسيم .
(الدَّرِيْسَةُ) ــ عُمَّالُ الدَّرِيْسَةِ : القائمون بإصلاح الطرق الحديدية .
(المُدَرِّسُ) المُعَلِّم .
(المَدْرَسَةُ) : مَكاَنُ الدَّرْس والتعليم . و ــ : جماعةٌ من الفلاسفة أو المفكرين أو الباحثين تَعْتَنق مذهباً معيّناً ، أو تقول برأىِ مشترك . (ج) مَدَارس .[6] (المعجم الوجيز : 225)

Dan kamus pembandingnya :

*(دَرَسَ) ـُـ دَرْسًا ، دُروسا : عَفَا وذَهَبَ أَثَرُهُ . و ــ : تقادمَ عَهْدُه . و ــ   الثوبُ ونحوُهُ : أَخْلَقَ وبَلَى . و ــ البعيرُ : جَرِب . و ــ المرأَةُ : حَاضَتْ . فهِى دارِسٌ . (ج) دُرَّسٌ ، ودَوَارسُ . و ــ الشئَ درساً : غيَّره أو محا أَثَره . و ــ الثوبَ : أَخْلَقَه . و ــ الدَّابَّةَ : راضها وذلَّّلها . و ــ الفِرَاشَ : وطَّأَهُ مهَّدَه . و ــ الكتابَ و نحوَه دَرْساً ، ودِرَاسَةً : قَرَأَهُ وأَقبل عليه ليحفَظَهُ ويفهَمَه . ويقال : دَرَسَ العلْمَ والفنَّ .  و ــ  الحنْطَةََ : داسها . و ــ الطعام : أكله شَديدًا .
(أَدْرَسَ) الكتابَ ونحوَه : درسه . و ــ فلانا الكتابَ ونحوَه : جَعَلَه يَدْرُسُه .
(دَارَسَ) الكتَابَ ونحوَه مُدارسةً ، دِراساً : دَرَسه . و ــ فلاناً : قارَأَهُ وذاكَرَه . و ــ الذنوبَ : قَارَفَها .
(دَرَّسَ) الكتَابَ ونحوَه : دَرَسَه ، و ــ البعيرَ : راضه . ويقال : بعيرٌ لم يُدَرَّس : لم يُرْكَب . و ــ الكتابَ فلانا : أَدْرَسَه إِيَّاهُ .
(انْدَرَسَ) : مطاوع درس .
(تَدَارَسَ) الكتَابَ ونحوَه : دَرَسَهُ وتَعَهَّدَهُ بالقراءة والحِفظ لئلاَّ ينساه . و ــ الطلبةُ الكتابَ : دَرَسَهُ كلٌّ منهم على الآخر .
(ادَّارَسَ) الكتابَ ونحوه : تدارسه .
(تَدَرَّسَ) : مطاوع درَّسه . و ــ فلانٌ : لبِس أَدْرَاساً .
(الدَّرْسُ) : الطرِيقُ الخَفىُّ . و ــ الخَلَقُ البالى من الشياب وغيرها . و ــ الجَرَبُ . و ــ ذَنَب البعير .  و ــ المِقْدَارُ من العلم يُدْرَسُ فى وقت ما . (ج) دُروسٌ ، وأَدْراسٌ .
(الدِّرْس) الخَلَق البالى من اشياب وغيرها . و ــ ذَنَبُ البعير . (ج) أدْراسٌ . ودِرْسَانٌ .
(الدَّرْسَةُ) الرِّياضة والمدارسة .
(الدِّرْوَاسُ) : الكبير الرأْس من الكلاب . و ــ الجملُ الذلول الغليظُ العنق . و ــ الشّجاع .  و ــ الأَسد .
(الدّرياس) : الدِّرْواس .
 (الدَّرِيْسُ) : المدروس . والخَلَقُ البالى من الثياب وغيرها . و ــ القَتُّ . وهو يَابِسُ البرسيم . (مو). و ــ ذَنّبُ البعير . (ج) أدْراسٌ . ودِرْسَانٌ .
(الدَّرِيْسَةُ) : إصلاحُ الطُّرق الحديدية . عمال الدريْسَةِ : هم القائمون بهذا العمل (د)
(المِدْرَاسُ) الموضعُ يدرسُ فيه كتاب الله ، ومنه مدراس اليهود . و ــ دراس كتب اليهود . وفى حديث اليهودى الزانى : "فوضع مِدرَاسها كفَّه على آية الرجم" . (ج) مدارِيس .
(المُدَرِّسُ) : الكثير الدَّرس والتِّلاوَة فى الكتب . و ــ المعلِّم .
(المَدْرَسَةُ) : مَكاَنُ الدَّرْس والتعليم . و ــ : جماعةٌ من الفلاسفة أو المفكرين أو الباحثين ، تَعْتَنق مذهباً معيناً ، أو تقول برأىِ مشترك . (مج) . ويقال : هو من مدرسة فلانٍ : على رأيه ومَذْهَبِه . (ج) مَدَارس .
(المَدْرُوسُ) : المجنون .[7]

Dari lema da.ra.sa di atas, dapat diketahui bahwa penjelasan lema tersebut menggunakan bahasa Arab secara keseluruhan. Dari lema di atas sebagai contoh dalam menganalisa lema-lema yang lainnya yang terdapat dalam kamus monolingual bahasa Arab.
Pertama, dari segi urutannya, lema dalam kamus kamus pertama dan dan kamus yang kedua di atas menggunakan urutan huruf hija’iyah. Yang dalam hal ini urutan masing  yaitu dimulai dari huruf ke alif (hamzah) sampai kepada huruf ya. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.
Pada lema ini dimulai dari huruf alif (hamzah) dan digabungkan dengan huruf setelahnya yaitu mulai huruf ba’ hingga huruf ya’. Dibaca dari kanan ke kiri.
أ
2.
Pada lema ini dimulai dari huruf ba’ dan digabungkan dengan huruf setelahnya yaitu mulai huruf  alif (hamzah) hingga huruf ya.
أ
3.
Pada lema ini dimulai dari huruf ta’ dan digabungkan dengan huruf setelahnya yaitu mulai huruf  alif (hamzah) hingga huruf ya’.
أ
4.
Pada lema ini dimulai dari huruf tsa’ dan digabungkan dengan huruf setelahnya yaitu mulai huruf  alif (hamzah) hingga huruf ya’.
أ
5.
Pada lema ini dimulai dari huruf ja’ dan digabungkan dengan huruf setelahnya yaitu mulai huruf  alif (hamzah) hingga huruf ya’.
أ
6.
Pada lema ini dimulai dari huruf ha’ dan digabungkan dengan huruf setelahnya yaitu mulai huruf  alif (hamzah) hingga huruf ya’.
أ
7.
Pada lema ini dimulai dari huruf kha’ dan digabungkan dengan huruf setelahnya yaitu mulai huruf  alif (hamzah) hingga huruf ya’.
أ
8.
Pada lema ini dimulai dari huruf da’ dan digabungkan dengan huruf setelahnya yaitu mulai huruf  alif (hamzah) hingga huruf ya’.
أ
9.
Pada lema ini dimulai dari huruf za’ dan digabungkan dengan huruf setelahnya yaitu mulai huruf  alif (hamzah) hingga huruf ya’.
أ
10.
Pada lema ini dimulai dari huruf ra’ dan digabungkan dengan huruf setelahnya yaitu mulai huruf  alif (hamzah) hingga huruf ya’.
أ
11.
Pada lema ini dimulai dari huruf Za’ dan digabungkan dengan huruf setelahnya yaitu mulai huruf  alif (hamzah) hingga huruf ya’.
أ
12.
Pada lema ini dimulai dari huruf sa’ dan digabungkan dengan huruf setelahnya yaitu mulai huruf  alif (hamzah) hingga huruf ya’.
أ
13.
Pada lema ini dimulai dari huruf sya’ dan digabungkan dengan huruf setelahnya yaitu mulai huruf  alif (hamzah) hingga huruf ya’.
أ
14.
Pada lema ini dimulai dari huruf sha’ dan digabungkan dengan huruf setelahnya yaitu mulai huruf  alif (hamzah) hingga huruf ya’.
أ
15.
Pada lema ini dimulai dari huruf tha’ dan digabungkan dengan huruf setelahnya yaitu mulai huruf  alif (hamzah) hingga huruf ya’.
أ
16.
Pada lema ini dimulai dari huruf zha’ dan digabungkan dengan huruf setelahnya yaitu mulai huruf  alif (hamzah) hingga huruf ya’.
أ
17.
Pada lema ini dimulai dari huruf ‘ain dan digabungkan dengan huruf setelahnya yaitu mulai huruf  alif (hamzah) hingga huruf ya’.
أ
18.
Pada lema ini dimulai dari huruf ghain dan digabungkan dengan huruf setelahnya yaitu mulai huruf  alif (hamzah) hingga huruf ya’.
أ
19.
Pada lema ini dimulai dari huruf fa’ dan digabungkan dengan huruf setelahnya yaitu mulai huruf  alif (hamzah) hingga huruf ya’.
أ
ف
20.
Pada lema ini dimulai dari huruf qaf dan digabungkan dengan huruf setelahnya yaitu mulai huruf  alif (hamzah) hingga huruf ya’.
أ
21.
Pada lema ini dimulai dari huruf kaf dan digabungkan dengan huruf setelahnya yaitu mulai huruf  alif (hamzah) hingga huruf ya’.
أ
22.
Pada lema ini dimulai dari huruf lam dan digabungkan dengan huruf setelahnya yaitu mulai huruf  alif (hamzah) hingga huruf ya’.
أ
23.
Pada lema ini dimulai dari huruf mim dan digabungkan dengan huruf setelahnya yaitu mulai huruf  alif (hamzah) hingga huruf ya’.
أ
24.
Pada lema ini dimulai dari huruf nun dan digabungkan dengan huruf setelahnya yaitu mulai huruf  alif (hamzah) hingga huruf ya’.
أ
ن
25.
Pada lema ini dimulai dari huruf Ha’ dan digabungkan dengan huruf setelahnya yaitu mulai huruf  alif (hamzah) hingga huruf ya’.
أ
هـ
26.
Pada lema ini dimulai dari huruf waw dan digabungkan dengan huruf setelahnya yaitu mulai huruf  alif (hamzah) hingga huruf ya’.
أ
27.
Pada lema ini dimulai dari huruf ya’ dan digabungkan dengan huruf setelahnya yaitu mulai huruf  alif (hamzah) hingga huruf ya’.
أ

Kedua, lema yang menjadi dasar penyusunan Kamus Bahasa Arab Monolingual yaitu dibagi dalam tiga kategori yaitu: Isim, Fi’il, dan Harf. Isim merupakan setiap kata yang diketahui melalui rasa atau akal tanpa terkandung waktu dalam kata tersebut.  Fi’il merupakan kata yang menunjukkan terjadinya sesuatu dan menggunakan waktu dalam terjadinya tersebut. Harf Merupakan kata yang menunjukkan makna yang tak dapat langsung dipahami, maknanya tidak jelas kecuali digabung dengan fi’il dan isim.[8]
Isim dalam bahasa Arab ada dua macam. Pertama Isim yang menjadi lema dalam bahasa Arab yaitu Isim Jamid, Isim Isyarah, Isim Mausul. Kedua Isim yang menjadi sub-lema dari fi;il dinamakan Isim Mustaq yang juga merupakan turunan dari fi’il. Isim Jamid merupakan kata benda dari asalnya, bukan merupakan turunan dari fi’il. Seperti kata رجل.[9]
Fi’il terbagi dalam dua kategor yaitu fi’iI madi dan fi’iI mudari’. dari segi asalnya Fi’il dibagi dalam tiga kategori yaitu fi’il Tsulasi Mujarrad dan fi’il Ruba’I Mujarrad. Fi’il Tsulasi Mujarrad  menjadi lema utama dari Fi’il Tsulatsi Mazid. Fi’il Tsulasi Mazid dilihat dari segi bentuknya terbagi lagi menjadi terbagi Fi’il Tsulasi Mazid Tambahan Satu Huruf dalam wazan (lihat dalam table di bawah terdapat pada kolom 1, 2, dan 3),  Fi’il Tsulasi Mazid Tambahan Dua Huruf dalam wazan 4, 5, 6, 7, dan 8), Fi’il Tsulasi Mazid Tambahan Tiga Huruf dalam wazan 9, 10, 11, dan 12). Ruba’I Mujarrad menjadi lema dari Ruba’I Mazid.  

Sub-lema
Isim Mustaq
No
Sub-lema      (Fi’il Mazid)
No
Lema Utama
مصدر
13.
أَفْعَلَ
1.
فَعَلَ – يَفْعُلُ
اسم الفاعل
14.
فَاعَلَ
2.
فَعَلَ – يَفْعَلُ
اسم المفعول
15.
فَعَّلَ
3.
فَعُلَ – يَفْعُلُ
الصفة
16.
اِفْتَعَلَ
4.
فَعَلَ – يَفْعِلُ
المشبهة باسم الفاعل
17.
اِنْفَعَلَ
5.
فَعِلَ – يَفْعَلُ
اسم التفضيل
18.
تَفَاعَلَ
6
فَعِلَ – يَفْعِلُ
اسم المكان
19.
تَفَعَّلَ
7.

اسم الزمان
20.
اِفْعَلَّ
8.

اسم الآلة
21.
اِسْتَفْعَلَ
9.



اِفْعَوْعَلَ
10.



اِفْعَالَّ
11.



اِفْعَوَّلَ
12.


Dalam kamus monolingual yang diawali dengan fi’il tsulatsi mujarrad diisi oleh salah satu wazan dari kolom pertama (lema utama. setelah itu baru diuraikan sub-lema fi’il tsulatsi mazid pada kolom kedua sesuai dengan urutan. Setelah itu baru diisi dengan Isim mustaq pada kolom ketiga yang sesuai dengan urutannya.
Dalam contoh kata da.ra.sa di atas dapat disyarikan dalam table di bawah ini:
Sub-lema
Isim Mustaq
No
Sub-lema      (Fi’il Mazid)
No
Lema Utama
الدَّرْسُ
13.

1.
دَرَسَ – يَدْرُسُ
الدَّرِيْسُ
14.
دَارَسَ
2.

الدَّرِيْسَةُ
14.
دَرَّسَ
3.

المُدَرِّسُ
14.

4.


18.
تَدَارَسَ
6


Dari lema da.ra.sa di atas dapat dikategorikan memiliki lema utamanya yaitu Tsulasi Mujarrad wazan (فَعَلَ – يَفْعَلُ), lalu yang menjadi sub-lema yaitu fi’il sulasi bentuk 2, 3, dan 6. Berikutnya baru masuk ke Isim mustaq yaitu : Masdar (13) dan Isim Fa’ilnya ada tiga  (14). Inilah gambaran dari kamus yang pertama. Di bawah ini akan dilihat kamus yang kedua dalam table berikut:
Sub-lema
Isim Mustaq
No
Sub-lema      (Fi’il Mazid)
No
Lema Utama
الدَّرْسُ ، الدِّرْس ، الدَّرْسَة
13.
أَدْرَسَ
1.
دَرَسَ – يَدْرُسُ
اسم الفاعل المُدَرِّسُ
14.
دَارَسَ
2.

اسم المفعول المَدْرُوسُ
15.
دَرَّسَ
3.

الصفة الدِّرْوَاسُ ، الدّرياس
16.
ادَّارَسَ
4.

المشبهة باسم الفاعل ، الدَّرِيْسُ ، الدَّرِيْسَةُ
17.
انْدَرَسَ
5.

اسم التفضيل
18.
تَدَارَسَ
6

اسم المكان المَدْرَسَةُ
19.
تَدَرَّسَ
7.

اسم الزمان
20.

8.

اسم الآلة المِدْرَاسُ
21.

9.


Ketiga, Cara pengucapan hurufnya berdasarkan harkat fathah, dhammah, kasrah, tasdid dan sukun. Fathahnya dapat berupa vocal pendek dan vocal panjang, dhammahnya juga berupa vocal pendek dan vocal panjang, kasrahnya juga berupa vocal pendek dan panjang. Secara intonasi belum ditemukan dalam kamus tersebut. Misalnya penekan pada contoh diatas da.ra.sa belum terlihat perbedaan penekanan pengucapannya.
Keempat, Kelas kata yang terdapat di atas yaitu mendahulukan pada kelas kata fi’il Tshulasi Mujarrad atau fi’il Ruba’i Mujarrad ditampilkan bentuk orang ketiga laki-laki tunggal (الغائب) yang menjadi lema utama, kemudian baru ditampilkan fi’il Tshulasi Mazid atau fi’il Ruba’i Mazid menjadi sub-lemanya. Dan pada kelas kata fi’il ini mendahulukan fi’il lazim daripada fi’il muta’addi. Pada kelas kata isim disebutkan bentuk tunggal muzakkar atau mu’annas (مفرد), baru setelah itu diberi tanda (ج) sebagai bentuk jamak dari mufrad sub-lema tersebut.  
Kelima, Etimologi (sejarah asal lema atau sumbernya) dalam contoh lema diatas belum terdapat asal-usul lema trsebut. Apakah kata lema tersebut merupakan bentuk asli dari awalnya bahasa Arab atau pinjaman dari luar bahasa Arab. Juga belum ada penjelasan hubungannya dengan bahasa serumpun, dalam hal ini bahasa Arab sebagai bahasa yang termasuk salah satu rumpun Semit.
Keenam, Definisinya sudah mendeskripsikan baik Lema maupun sub-lemanya. Sinonim antara satu kata dengan kata yang lainnya juga sudah dijelaskan, tetapi belum menjelaskan perbedaan antara satu lema dengan lema lainnya. Contohnya perbedaan antara al.mu.dar.ri.su dengan al.mu.’al.li.mu (المدرس - المعلم) belum dijelaskan perbedaan arti khususnya dalam konteks penggunaan masing-masing kata. Padahal walupun bersinonim, tentu memiliki makna yang berbeda-beda.
Ketujuh, Penggunaannya dalam konteks pemakaiannya sudah dijelaskan setelah lema. Pada lema da.ra.sa sudah dijelaskan penggunaannya dalam konsteks pemakaian kata dan dijelaskan beberapa maknanya dengan penghubung huruf waw (و).

Kamus Bilingual
Kamus bilingual yaitu memadankan penggunaannya melalui bahasa sumber dengan bahasa sasaran. Dalam makalah ini penulis meninjau Kamus Al-Munawwir (selanjutnya disingkat KM) dengan dengan Kamus Kontemporer (selanjutnya disingkat dengan KK).
Pertama, Dalam pengurutan Lemanya, baik KK maupun KM, urutan penggunaan lema sama-sama menggunakan abjad bahasa Arab. Tatacara pengurutannya dapat dilihat dari urutan abjad yang telah dijelaskan pada halaman sebelumnya.
Kedua, lema yang menjadi dasar penyusunan dalam KM mengadopsi pola Kamus Monolingual. Penjelasan terkait dijelaskan pada halaman sebelumnya. Dalam KK, lemanya berdasarkan abjad. Pada contoh lema da.ra.sa maka dalam kamus KK pencarian sebagai berikut:

1..
Lema ini pencariannya dalam kamus KK yaitu mencari huruf pertamanya (د), keduanya (ر) dan ketiganya (س).
دَرَسَ – يَدْْرُسُ
2.
Lema ini pencariannya dalam kamus KK yaitu mencari huruf pertamanya (أ), keduanya (د), ketiganya (ر) dan keempatnya (س).
أَدْرَسَ
3.
Lema ini pencariannya dalam kamus KK yaitu mencari huruf pertamanya (د), keduanya (ر), ketiganya (ا) dan keempatnya (س).
دَارَسَ
4.
Lema ini pencariannya dalam kamus KK yaitu mencari huruf pertamanya (د), keduanya (ر) dan ketiganya (س). Dan biasanya lema ini setelah lema pada nomor 1.
دَرَّسَ
5.
Lema ini pencariannya dalam kamus KK yaitu mencari huruf pertamanya (ا), keduanya (د), ketiganya (ا), keempatnya (ر) dan kelimanya (س).
ادَّارَسَ
6.
Lema ini pencariannya dalam kamus KK yaitu mencari huruf pertamanya (ا), keduanya (ن), ketiganya (د), keempatnya (ر) dan kelimanya (س).
انْدَرَسَ
7.
Lema ini pencariannya dalam kamus KK yaitu mencari huruf pertamanya (ت), keduanya (د), ketiganya (ر), keempatnya (ا) dan kelimanya (س).
تَدَارَسَ
8.
Lema ini pencariannya dalam kamus KK yaitu mencari huruf pertamanya (ت), keduanya (د), ketiganya (ر), dan keempatnya (س).
تَدَرَّسَ
9.
Lema ini pencariannya dalam kamus KK yaitu mencari huruf pertamanya (د), keduanya (ر) dan ketiganya (س). Biasanya ditempatkan setelah lema no 1.
الدَّرْسُ ، الدِّرْس ، الدَّرْسَة
10.
Lema ini pencariannya dalam kamus KK yaitu mencari huruf pertamanya (م), keduanya (د), ketiganya (ر), dan keempatnya (س).
المُدَرِّسُ
11.
Lema ini pencariannya dalam kamus KK yaitu mencari huruf pertamanya (م), keduanya (د), ketiganya (ر), dan keempatnya (و), dan kelimanya (س).
المَدْرُوسُ
12.
Lema ini pencariannya dalam kamus KK yaitu mencari huruf pertamanya (د), keduanya (ر) ketiganya (و), dan keempatnya (س).
الدِّرْوَاسُ ، الدّرياس
13.
Lema ini pencariannya dalam kamus KK yaitu mencari huruf pertamanya (د), keduanya (ر) ketiganya (ي), dan keempatnya (س).
، الدَّرِيْسُ ، الدَّرِيْسَةُ
14.
Lema ini pencariannya dalam kamus KK yaitu mencari huruf pertamanya (م), keduanya (د), ketiganya (ر), keempatnya (س), dan kelimanya (ة).
المَدْرَسَةُ
15.
Lema ini pencariannya dalam kamus KK yaitu mencari huruf pertamanya (م), keduanya (د), ketiganya (ر), dan keempatnya (ا), dan kelimanya (س).
المِدْرَاسُ

Ketiga, penggunaan definisinya melalui padanan kata. Baik KM maupun KK memadankan antara bahasa sumber (dalam hal ini bahasa Arab) dengan maknanya dalam bahasa sasaran (dalam hal ini bahasa Indonesia).

Kesimpulan
            Kamus merupakan salah satu cara meningkatkan pengetahuan pembaca untuk mengenal lebih dekat penggunaannya dalam suatu budaya (dalam hal ini budaya Arab). Pengetahuan ini bermanfaat bagi penerjemah maupun para mahasiswa yang ingin mengetahui lebih mendalam bahasa Arab.
Perbedaan antara kamus monolingual dengan kamus bilingual adalah dalam hal penguraiannya. Kamus monolingual lebih mendalam dari segi isi dan pemahamannya karena penjelasannya melalui satu bahasa. Sedangkan kamus monolingual merupakan kamus pemadanan bahasa. Oleh karena itu, sebagai pemula dalam belajar bahasa Arab, penulis menyarankan menggunakan kamus bilingual.
Pembagian kelas kata dalam bahasa Arab yang banyak dikupas dalam ilmu sharf dan ilmu nahwu dalam bahasa Arab. Tetapi panduan penyusunan kamus yang khusus dikaji dalam bentuk lexicology yaitu pengkajian bentuk perkamusan Arab belum penulis temukan. Bahkan untuk penulisan makalah ini, penulis berpedoman pada kamus yang dikaji dan beberapa buku yang berkaitan dengan ilmu nahwu dan sharf tersebut.
Untuk pembahasan lebih lanjut menarik untuk dikaji adalah proses penulisan lema itu apakah mesti dari akar kata atau cabang dari kata? Hal ini belum ada penelitianyang berkenaan hal tersebut.

 Daftar Pustaka
Al-Humadi, Yusuf, Dkk. 1995. Al-qawa’idu Al-asasiyah fi An-nawi wa As-sharfi: Li Talaamizi Al-marhalati As-Tsanaawiyati wa Ma fi Mustawaaha. Jumhuriyah Mesir: Wizaratu At-tarbiyati wa At-ta’liim.
Ali, Atabik, dan Muhdlor, Ahmad Zuhdi. 1996. Kamus Kontemporer Arab-Indonesia. Yogyakarta: Yayasan Ali Maksum.
Fayad, Sulaiman. 1995. An-nahwu Al-‘ashriy: Daliilun Mubsithun Li Qawa’idi Al-Lughati Al-arabiyati. Mesir: Markazu Al-ahraam Li Tarjamah wa An-nasyri.
Halliday, M.A.K, Dkk. 2004. Lexicology and Corfus Linguistics: An Introduction. New York: Continuum.
Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik: Edisi Ketiga.. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Madkur, Ibrahim, Dkk. 1994. Al-Mu’jamu al-Wajiiz. Jumhuriyyah Misriyah Arabiyah:Wizaarat Tarbiyah wa Ta’lim.
Najjar, Abdul Aziz. 2004. Al-Mu’jamu al-Wasiith. Jumhuriyyah Misriyah Arabiyah:Maktabat Syuruuq Dauliyyah.
Munawir, Ahmad Warson. 1997. Al-Munawir: Kamus Arab – Indonesia. ­–Surabaya: Pustaka Progressif.
Sugono, Dendy, Dkk. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Separtemen Pendidikan Nasional.
Judu: KABA: Kamus Akbar Bahasa Arab (Indonesia-Arab)
Penyusun: Achmad Thoha Husein Almujahid & Achmad Atho'illah Fathoni Alkhalil Penerbit: Gema Insani Press, 2013
Tebal: lii + 1568 halaman
Ukuran: 23 x 30 cm (hardcover, bentuk 3 lajur)




[1] Dosen Bahasa Arab Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Nurulfalah Airmolek
[2] Harimurti Kridalaksana. Kamus Linguistik: Edisi Ketiga. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001) h. 95
[3] Ibid., h. 95
[4] Halliday, M.A.K, Dkk. Lexicology and Corfus Linguistics: An Introduction. (New York: Continuum, 2004)  h. 5 – 7
[5] Dendy Sugono, Dkk. Kamus Bahasa Indonesia. (Jakarta: Pusat Bahasa Separtemen Pendidikan Nasional, 2008) h. 113-114
[6] Madkur, Ibrahim, Dkk. Al-Mu’jamu al-Mujiiz. (Jumhuriyyah Misriyah Arabiyah:Wizaarat Tarbiyah wa Ta’lim, 1994) h. 225.
[7] Najjar, Abdul Aziz. 2004. Al-Mu’jamu al-Wasiith. (Jumhuriyyah Misriyah Arabiyah:Maktabat Syuruuq Dauliyyah,2004) h. 279-280
[8] Yusuf Al-Humadi, Dkk.  Al-qawa’idu Al-asasiyah fi An-nawi wa As-sharfi: Li Talaamizi Al-marhalati As-Tsanaawiyati wa Ma fi Mustawaaha. (Jumhuriyah Mesir: Wizaratu At-tarbiyati wa At-ta’liim, 1995) h. 2 dan
[9] Sulaiman Fayad, An-nahwu Al-‘ashriy: Daliilun Mubsithun Li Qawa’idi Al-Lughati Al-arabiyati. (Mesir: Markazu Al-ahraam Li Tarjamah wa An-nasyri,1995) h. 4 - 27